Jumat, 20 Desember 2013

ANTROPOSFER

                Sensus, Survey, dan Registrasi Penduduk

SENSUS penduduk adalah pencatatan kependudukan yang dilakukan setiap 10 tahun sekali.
Metode pengambilan data sensus: De Jure, dikenakan pada penduduk asli
                                                     De facto, dikenakan pada seluruh penduduk    
Metode pengisian data sensus: Canvasser, dilakukan oleh petugas sensus
                                                House Holder, dilakukan oleh kepala keluarga
SURVEY penduduk adalah sensus penduduk dengan sampel dan waktu kurang dari 10 tahun.
REGISTRASI penduduk adalah pencatatan kependudukan yang terkait status sipil seseorang.   
               Kuantitas Penduduk (Dinamika Kependudukan)


Faktor Dinamika Penduduk: Natalitas, mortalitas, migrasi
1.       Natalitas
Kelahiran Kasar:
 




Kelahiran Khusus:





2.       Mortalitas
Kematian Kasar:
    
     

      
Kematian Khusus:





3.       Migrasi 
Transmigrasi, perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang.
Urbanisasi, perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Sirkulasi, perpindahan penduduk harian (commutasi/penglaju)

Komposisi Penduduk:
Menurut Umur (Dependensi Rasio)






Informasi yang diperoleh dari perhitungan DR adalah:
1. Mengetahui angka beban ketergantungan
2. Mengetahui jumlah laki-laki dan perempuan
3. Mengetahui angka kelahiran
4. Mengetahui angka kematian
5. Mengetahui jumlah penduduk produktif
6. Mengetahui jumlah penduduk non produktif


Menurut jenis Kelamin (Sex Rasio)










Piramida Penduduk:
1.       Ekspansif

    Piramida muda
    Kelahiran > kematian
    Pertumbuhan penduduk selalu positif (+)




2.       Stasioner

     Piramida dewasa
     Kelahiran = kematian
     Pertumbuhan penduduk selalu tetap (0)




3.       Konstruktif 
      Piramida tua
Kelahiran < kematian
Pertumbuhan penduduk selalu negatif ( - )



Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk di kukur dari:’
1.       Pendapatan
2.       Pendidikan
3.       Harapan hidup
4.       Kesehatan
5.       Standar hidup

 Permasalahan Kependudukan di Indonesia
1.       Angka kelahiran tinggi (pertumbuhan penduduk tinggi)
2.       Persebaran penduduk tidak merata
3.       Pendidikan tidak merata dan masih rendah
4.       Tingkat kesehatan yang rendah

Kamis, 19 Desember 2013

BIOSFER


Sebaran Fauna di Indonesia
a.       Indonesia Barat (Fauna Asiatis), Gajah, orang utan, harimau (mamalia besar)
b.       Indonesia Tengah (Fauna Peralihan/Wallacea), Anoa, babirusa, komodo, maleo.
c.       Indonesia Timur (Fauna Australis), Kanguru, kasuari, kakak tua, cenderawasih.
Garis batas fauna Asiatis dengan peralihan: Wallacea
Garis batas fauna Australis dengan peralihan: Weber

Sebaran Fauna di Dunia
            1. Neartik
Negara: Amerika Utara, Green Land, dan sebagian Mexico
Hewan: Bison, karibu, Salamander, Kalkun, Kura-kura, Burung Biru
            2. Neotropik
Negara: Amerika Selatan dan sebagian Mexico
Hewan: Ikan Piranha, Belut Listrik, Ular Anakonda, Kera, Trenggiling
            3. Ethiopian
Negara: Afrika di selatan Sahara dan Madagaskar
Hewan: Gajah Afrika, Badak bercula dua, Kudanil, Gorila, Zebra, Jerapah, unta.
            4. Paleartik
Negara: Eropa, Afrika utara Sahara, Asia Timur
Hewan: Panda, Unta, Rusa, Beruang Kutub, Bison, Landak
            5. Oriental
Negara: Asia tenggara dan Asia Selatan
Hewan: Banteng, orang utan, harimau, gajah, gibbon, Badak bercula satu
            6. Australis
Negara: Australia dan Selandia Baru
Hewan: Kanguru, Kuskus, Kasuari, Cenderawasih, Kiwi, Buaya



    Sebaran Flora di Indonesia
Dari barat ke timur:
Sumatera: Hutan hujan tropis (Af)
Jawa: Hutan musim (Am)
Nusa tenggara: Sabana dan stepa
Hutan lain di Indonesia: hutan mangrove/bakau yang banyak terdapat di tepi pantai Sumatera dan Kalimantan

     Sebaran Flora di Dunia
1.       Hutan Tropis, biasa di sebut hutan hujan tropis. Tumbuhan heterogen, pohon besar, dauh hijau sepanjang tahun, terdapat tanaman khas berupa liana dan epifit. Matahari tidah tembus kedasar karena tertutup kanopi yang tebal. Curah hujan tinggi sehingga kelembaban juga tinggi.
2.       Padang Rumput, biasa disebut Sabana/savanna, Stepa, Praire, Pampa
Sabana/savanna merupakan padang rumput yang luas, diselingi semak dan pohon.
Stepa merupakan padang rumput yang luas.
Prairi, sebutan padang rumput di kawasan Amerika Utara.
Pampa, sebutan padang rumput di kawasan Amerika Selatan.
3.       Taiga, merupakan bioma di kawasan iklim sedang dengan empat musim. Merupakan jenis bioma dengan tanaman berdaun jarum/conifer.
4.       Hutan Gugur, terdapat di wilayah empat musim. Daun mengalami perubahan warna sebelum gugur. Musim dingin tanaman mengalami dormans.
5.       Gurun, merupakan bioma di kawasan gurun pasir. Amplitude suhu sangat tinggi dengan suhu yang sangat ekstrim. Tanaman khas berduri/kaktus
6.       Tundra, merupakan bioma kutub. Jenis tanaman terbatas hanya lumut kerak.


Sabtu, 14 Desember 2013

PEDOSFER

  • Faktor pembentukan tanah

1.       Batuan induk
2.       Organism
3.       Iklim
4.       Topografi
5.       waktu

  • Jenis-jenis tanah di Indonesia

Terarosa: Berasal dari pelapukan batuan breksi
Podsol: berasal dari bahan induk batu pasir kuarsa
Grumosol: Berasal dari material halus berlempung
Argosol: Berasal dari pelapukan organism/tumbuhan yang tergenang air (tanah gambut),  tidak subur
Gleisol: tanah sawah
Regosol: tanah vulkan bertekstur pasir
Alluvial: tanah dari endapan sungai
Andosol:  Berasal dari tanah tuff dari abu gunung berapi (vulkanik), sangat subur
Litosol: Berasal dari pelapukan batuan gunung berapi yang belum sempurna
Latosol dan Laterit: tanah yang mengalami pencucian mengandung zat besi dan aluminium
Mergel: berasal dari campuran batuan kapur/karst, pasir, dan liat
Mediteran: Tanah tidak subur yang berasal dari pelapukan batuan kapur/karst


  • Konservasi tanah

Secara VEGETATIV:
Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur.
Penanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris.
Pergiliran tanaman (crop rotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan.
Secara TEKNIK/MEKANIK:
Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur.
Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul sejajar dengan kontur.
Pembuatan teras (terrassering) 
Pembuatan saluran air (drainase)

HIDROSFER

·       Siklus Hidrologi

A  : Evaporasi, penguapan oleh perairan laut, sungai, danau, dll.
A2: Transpirasi, penguapan oleh tumbuhan
B  : Kondensasi, perubahan uap air menjadi Kristal air.
C  : Presipitasi, perubahan Kristal-kristal air menjadi air (Hujan)
D  : Infiltrasi, meresapnya air ke dalam tanah secara vertical
E  : Perkolasi, meresapnya air di dalam tanah secara horizontal.

·       Air Tanah

1.       Meteoric Water (Vadose Water)
Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jenuh.
2.       Connate Water (Air Tanah Tubir)
Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi.
3.       Fossil Water (Air Fosil)
Air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil tumbuhan maupun fosil binatang.
4.       Juvenil Water (Air Magma)
Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
5.       Pelliculkar Water (Air Pelikular)
Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
6.       Phreatis Water (Air Freatis)
 Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
7.       Artesian Water (Air Artesis)
Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut berada di antara dua lapisan impermeable (kedap air).

·       Sungai
Berdasarkan debit air:
1.       Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh: sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2.       Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh: sungai Bengawan Solo, sungai Opak, sungai Progo dan sungai Code, serta sungai Brantas.
3.       Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim hujan ada air, musim kemarau kering.
Contoh:sungai Kalada di pulau Sumba.
4.       Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada sesaat setelah hujan.
Kebanyakan sungai di Nusa Tenggara.

Berdasarkan Kemiringan Lereng:

Konsekwen: Sungai yang arah alirannya searah kemiringan lereng batuan
Subsekwen : Sungai yang arah alirannya tegak lurus dengan S.Konsekwen
Obsekwen   : Anak sungai Subsekwen yang alirannya berawanan dengan  S.Konsekwen
Resekwen   : Anak sungai Subsekwen yang arah alirannya sejajar dengan S.Konsekwen
Insekwen    : Sungai yang arah alirannya tidak teratur

Berdasaarkan Pola Alirannya:



1.      Radial Sentrifugal: pola menyebar, di gunung api
2.      Radial Sentripetal: pola memusat, di cekungan/basin/ledok
3.      Dendritik: pola bercabang, di dataran rendah
4.      Trellis: pola jeruji, di pegunungan lipatan
5.      Rektangular: pola patahan, di pegunungan patahan
6.      Pinatte: pola sudut lancip, di daerah lereng curam
7.      Anular: pola melingkar, di dome/kubah
8.      Paralel: pola sejajar, di daerah dataran tinggi yang luas

Berdasarkan Struktur Geologi:
1.    Anteseden: Sungai yang mampu mempertahankan arah alirannya meskipun terjadi pengangkatan, karena di imbangi dengan tingkat erosi yang tinggi. (Erosi = pengangkatan)
2.      Epigenesa: Sungai yang mengalami pengikisan sampai batuan induknya

·       Danau
Danau TEKTONIK: D. Poso, D. Tempe, D. Towuti, D. Ranau, D. Maninjau, D. Singkarak
Danau VULKANIK: D. Kelimutu, D. Kerinci, D. Kawah ijen, D. Batur
Danau VULKANO-TEKTONIK: D.Toba

·       Perairan Laut
Zona Kedalaman Laut:
Zona Lithoral, daerah pantai  batas pasang-surut.
Zona Neritic, dari batas wilayah pasang surut – 200 m. Paling banyak terdapat berbagai jenis hewan maupun tumbuh-tumbuhan, karena sinar  matahari sampai dasar, sehingga disebut zona kehidupan.
Zona Bathyal, kedalaman 200 m – 2000 m.
Zone Abyssal, kedalaman >2000 m.

Laut Menurut Terjadinya:
Laut Transgresi, terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun. Contoh: Laut Arafuru
Laut Ingresi, terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut. Contoh: laut Banda
Laut Regresi, terjadi karena penurunan permukaan air laut. Contoh:  laut Jawa

Arus Laut Dunia:


Samudera Pasifik:
 A→ arus Kalifornia
 J → arus Kuroshiho
 K→ arus Oyashiho
 B → arus Peru (Humbolt)
Samudera Atlantik:
C → arus Gulfstream
D→ arus Greenland timur
E → arus Labrador
F → arus Canari
G→ arus Benguela
Samudera Hindia:
H→ arus Agulhas
I → arus Maskarena